Wednesday 30 December 2009



Sekarang adalah zaman gelapku. Gelap bukan hanya tidak terang, tapi juga kelam. Zaman kegelapan merupakan era kelamnya peradaban. Entah akan kelam atau tidak hari ini, perjalanan bermula dengan samar, yakni ketika hari masih pagi. Apakah subuh begitu bersahabat dengan senja, hingga siang jadi tersepit ditaklukinya?

Ada yang kata, gelap itu pengetahuan. Berjalanlah dalam gelap agar tahu nikmatnya terang. Tapi aku belum buta, dan tak mahu dibutakan kegelapan. Maka lampu pun diadakan. Pertanyaanya, bagaimana lampu bisa menggagahi gelap menjadi bersinar. Apakah dia memberi terang dengan menyedut kegelapan?

Bila demikian, maka aku lebih selesa dalam samar dan remang-remang sahaja. aku tidak mahu sisa cahaya yang sedikit ini menyedut gelap untuk terang, wajahku akan penuh coretan arang. Selain itu gelap sering didalangi iblis sebagai pemuja yang tak senang akan kemajuan.

Aku tidak mahu hilang ketenangan hanya karena remangku, sebab nilai kasih sayang masih diperlukan. Remang akan membawaku pada terang tanpa harus menyedut gelap. Saat akal tak terjebak dengan kesalahan dan kehancuran, ia akan membawaku menemui kebenaran.

Tidak ada pembimbing yang lebih indah dari akal. Bisikannya pada batin akan menembusi cahaya, sehingga gelap lari tanpa harus disedut. Akal adalah cahaya dalam kegelapan amarah nafsu. Percayalah pada akal, bukan pada lampu.

Namun, kebelakangan ini ada yang ingin memuja kegelapan, agar cahaya tersepit dan menukar fikirannya untuk menjadi terang tanpa harus menyedut gelap.

Aku hanya ingin berhijrah dengan remangku menjauhi gelap. Selain itu, aku tak mampu dan akan terus menolak lampu bila ia hanya membawa terang dengan menyedut kegelapan. Biarlah aku menjadi lubang kecil tempat cahaya menerobos menusuk gelap ruang.

Ya! menusuk gelap, bukan menyedutnya…

Edit by waza

p/s-perlukan hati yang benar-benar tenang untuk memahaminya
Orang sekarang suka sangat professional. Mana-mana benda mesti dikaitkan dengannya. Seorang tidak akan dipandang tinggi jika tak professional. Hatta seorang itu bergelar ustaz, mereka tidak dinilai dengan ilmu mereka tapi professionaliti yang dinilai.

Lalu mulalah lahir golongan agama yang terlalu mementingkan professional untuk memenuhi permintaan masyarakat. Ternyata kebanyakan golongan sebegini mampu hidup dalam masyarakat tapi mereka tak mampu mengubah masyarakat. Mereka tidak ada apa-apa yang lebih berbanding masyarakat.

Sepertimana untuk menguasai ilmu fekah contohnya, kita perlu menguasai ilmu alat seperti nahu arab, balaghah,hadis, quran dan lain-lain. professional kita dalam berdepan dengan masyarakat juga ilmu alat. Agar orang jadi tertarik untuk mendengar apa yang kita ucapkan. Sedarkah kita, apa yang kita akan sampaikan itu sebenarnya keperluan utama.

Ilmu yang akan kita sampaikan sepanjang hidup dengan masyarakat, takkan cukup dengan sekadar beberapa tahun mempelajari bidang tersebut. Proses pencarian ilmu tidak boleh berhenti. Mencari dengan memberi kena juga selari. Kita tak boleh salahkan seseorang yang memandang rendah pada orang-orang yang membawa agama. Mungkin mereka golongan intelektual. Bagi mereka proses pencarian ilmu mereka jauh lebih baik dan lama dari kita. Pengalaman mereka lebih banyak. Kehidupan mereka juga nampak lebih baik.

Adakah dengan menjadi seorang agamawan yang professional dapat menyelesaikan masalah? Apa takrif sebenar professional?adakah islam yang hendak dibawa sudah ketinggalan sehingga perlu ditambah sifat professioanal padanya untuk menambahkan kegahannya?

Sebenarnya, cukup seseorang itu mempelajari ilmu agama lalu mempraktikkan apa yang dipelajarinya untuk menjadikan dia professional. Islam itu cukup sempurna lagi professional dalam mengatasi masalah dan memenuhi kehendak masyarakat. Sejak dulu, sekarang dan sampai bila-bila. Kelemahan agamawan dalam memahami agama buat cara pemikiran mereka tidak professional.

Belajar agama bukan kemuncak. Syaratnya adalah mengerti agama. Pengertian perlu dengan belajar. Pengertian tak terhenti dengan sekadar belajar. Segalanya terhasil bila Allah menghendaki.Kalau Allah hendakkan kebaikan kepada seseorang, Dia akan berikan kefahaman dalam agama.

Kefahaman dalam agama akan membuat seseorang itu nampak hakikat sesuatu benda. pernahkah kita solat dan puasa tapi dalam masa yang sama kita masih melakukan dosa. Mengapa? Kerana hakikat di sebalik ibadat adalah ubudiah. Kehambaan. Kita menghambakan diri dengan solat tapi tak merasakan kehinaan, kekurangan, kelemahan sebagai hamba serta kebesaran dan kekuatan zat yang kita sembahkan. Maka apa lebihnya kita berbanding orang yang tidak solat dan tidak menutup aurat. Kita tidak mempersembahkan apa-apa selain penat dan lelah.

Habis itu kena faham hakikat dahulu baru mula buat baik? Tidak. kena buat baik dahulu sebab hanya dengan itu kita dapat memahaminya. Untuk mencipta makanan yang lazat kita perlu mencuba dahulu. Bukan boleh menjadi sedap sekelip mata. Kita mungkin boleh bertanya orang lain tentang rasanya tapi ia tetap tak sama.

Habis bagaimana kalau tuhan tak izinkan kita mengerti? Bukankah kamu kata semuanya jika Allah menghendaki. Lagipun, betapa ramai orang yang belajar agama tak mengerti apatah lagi jika seorang yang banyak melakukan dosa.

Memang hidayah itu satu benda yang sangat membahagiakan. Ramai mana yang hidup di atas bumi ciptaan Allah ini tapi gagal untuk menemukannya. Ada yang sepanjang hidupnya dihabiskan dengan mencari tapi belum disingkapkan jendela hati untuk ketemu. Ada yang sekejap sahaja mencari lalu ia datang dengan mudah.

Allah akan beri kepada sesiapa yang dia kehendaki dan suka. kita akan melakukan apa sahaja untuk menunjukkan kasih sayang kita kepada orang yang kita cinta. Kenapa? Semestinya untuk mendapatkan perhatiannya. (padahal dia belum tentu akan setia pada kita).

Kita jadikan diri kita seorang kekasih yang setia dengan setiap suruhan dan larangan Allah. Nescaya Allah akan membalas cinta kita. Rahmat dan kasih sayangnya sentiasa mengatasi kemurkaan. Hanya dengan rahmat ini yang mampu memasukkan kita ke dalam syurga bukan ilmu, amal dan lain-lain.

Habis apa gunanya ilmu, ibadat, dan ubudiah kalau semuanya bergantung pada rahmat? Jawabnya semuanya berkait. Kita perlu ilmu untuk ibadat. Perlu ibadat untuk merasai ubudiah. Perlu juga ubudiah untuk mendapat rahmat.

Mengerti hakikat-hakikat sebegini bukan untuk dibanggakan. Bila saja kita berbangga dengan pemahaman kita yang dirasakan tinggi, kita sebenarnya masih tidak tahu apa-apa. Ia seperti orang yang berteduh di bawah bayang. Merasa tenang sedangkan mentari tegak di kepala.
tiada satu pun di dalam kehidupan di dunia ini yang boleh membuat kita bangga. Kita jangan jadi pencuri. Sifat bangga itu milik Allah. Tak pernah pun Allah pinjamkan ia kepada manusia.

-waza-
30-12-2009

Monday 14 December 2009

APAKAH WANITA ITU JAHAT DALAM SEGALANYA?
Dr. Yusuf Al-Qardhawi

Dalam buku Nahjul Balaghah karangan Amirul-Mukminin Ali bin Abi Thalib r.a terdapat suatu keterangan:

"Wanita itu jahat dalam segalanya. Dan yang paling jahat dari dirinya ialah kita tidak dapat terlepas dari padanya."

Apakah arti yang sebenarnya (maksud) dari kalimat tersebut? Apakah hal itu sesuai dengan pandaigan Islam terhadap wanita? Saya mohon penjelasannya. Terima kasih.

Jawapan..

Ada dua hal yang nyata kebenarannya, tetapi harus dijelaskan
iebih dahulu, yaitu:

Pertama, yang menjadi pegangan atau dasar dari masalah-masalah agama ialah firman Allah swt. dan sabda Nabi saw, selain dari dua ini, setiap orang kata-katanya boleh diambil dan ditinggalkan. Maka, Al Qur'an dan As-Sunnah, kedua-duanya adalah sumber yang kuat dan benar.

Kedua, sebagaimana telah diketahui oleh para analis dan cendekiawan Muslim, bahwa semua tulisan yang ada pada buku tersebut di atas (Nahjul Balaghah), baik yang berupa dalil-dalil atau alasan-alasan yang dikemukakan, tidak semuanya tepat. Diantara hal-hal yang ada pada buku itu ialah tidak menggambarkan masa maupun pikiran serta cara d izaman Ali r.a.

Oleh sebab itu, tidak dapat dijadikan dalil dan tidak dapat dianggap benar, karena semua kata-kata dalam buku itu tidakditulis oleh Al-Imam Ali r.a. Didalam penetapan ilmu agama, setiap ucapan atau kata-kata dari seseorang, tidak dapat dibenarkan, kecuali disertai dalil yang shahih dan bersambung, yang bersih dari kekurangan atau aib dan kelemahan kalimatnya.

Maka, kata-kata itu tidak dapat disebut sebagai ucapan Ali r.a. karena tidak bersambung dan tidak mempunyai sanad yang shahih. Sekalipun kata-kata tersebut mempunyai sanad yang shahih, bersambung, riwayatnya adil dan benar, maka wajib ditolak, karena hal itu bertentangan dengan dalil-dalil dan hukum Islam. Alasan ini terpakai di dalam segala hal (kata-kata) atau fatwa, walaupun sanadnya seterang matahari.

Mustahil bagi Al-Imam Ali r.a. mengatakan hal itu, dimana beliau sering membaca ayat-ayat Al-Qur'an, di antaranya adalah:


"Wahai sekalian manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang,
yang kemudian darinya Allah lantas menciptakan istrinya, dari keduanya Allah mengembangbiakkan
laki-laki dan wanita yang banyak ..." (Q.s. An-Nisa': 1)


"Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan firman-Nya): 'Bahwa sesungguhnya Aku tiada mensia-siakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun wanita,
(karena) sebagian darimu adalah keturunan dari sebagian yang lain ..." (Q.s. Ali Imran: 195).


"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah ialahDia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Allah menjadikannya diantara kamurasa kasih dan sayang ..." (Q.s. Ar-Ruum: 21).

Masih banyak lagi di antara ayat-ayat suci Al-Qur'an yang mengangkat dan memuji derajat kaum wanita, disamping kaum laki-laki. Sebagaimana Nabi saw. bersabda:

"Termasuk tiga sumber kebahagiaan bagi laki-laki ialah wanita salehat, kediaman yang baik dan
kendaraan yang baik pula." (H.r. Ahmad dengan sanad yang shahih).

"Di dunia ini mengandung kenikmatan, dan sebaik-baik kenikmatan itu adalah wanita yang salehat." (H.r. Imam Muslim, Nasa'i dan Ibnu Majah).

"Barangsiapa yang dikaruniai oleh Allah wanita yang salehat, maka dia telah dibantu dalam
sebahagian agamanya; maka bertakwalah pula kepada Allah dalam sisanya yang sebahagian."

Banyak lagi hadis-hadis dari Nabi saw. yang memuji wanita; maka mustahil bahwa Ali r.a. berkata sebagaimana di atas. Sifat wanita itu berbeda dengan sifat laki-laki dari segi fitrah; kedua-duanya dapat menerima kebaikan, kejahatan, hidayat. kesesatan dan sebagainya.

Mengenai fitnah yang ada pada wanita disamping fitnah yang ada pada harta dan anak-anak, dimana hal itu telah diterangkan di dalam Al-Qur'an dan dianjurkan supaya mereka waspada dan menjaga diri dari fitnah tersebut. Dalam sabda Rasulullah saxv. diterangkan mengenai fitnahnyakaum wanita, yaitu sebagai berikut,

"Setelah aku tiada, tidak ada fitnah yang paling besar gangguannya bagi laki-laki daripada
fitnahnya wanita." (H.r. Bukhari).

Arti dari hadis di atas menunjukkan bahwa wanita itu bukan jahat, tetapi mempunyai pengaruh yang besar bagi manusia, yang dikhawatirkan lupa pada kewajibannya, lupa kepada Allah dan terhadap agama. Selain masalah wanita, Al-Qur'an juga mengingatkan manusia mengenai fitnah yang disebabkan dari harta dan anak-anak.

Allah swt. berfirman dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya harta-harta dan anak-anakmu adalah fitnah (cobaan bagimu); dan pada sisi Allah-lah
pahala yang besar." (Q.s. At-Taghaabun: 15)


"Hai orang-orang yang beriman!Janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu mengingat kepada Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian' maka mereka termasuk orang-orang yang
merugi." (Q.s. Al-Munaafiquun: 9).

Selain dari itu (wanita, anak-anak dan harta yang dapat mendatangkan fitnah), harta juga sebagai sesuatu yang baik.
Firman Allah swt.:

"Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenismu sendiri dan menjadikan bagimu danistri-istrimu itu, anak-anak dan cucu; danmemberimu rezeki dari harta yang baik-baik ..."(Q.s. An-Nahl: 72)

Oleh karena itu, dianjurkannya untuk waspada dari fitnah kaum wanita, fitnah harta dan anak-anak, hal itu bukan berarti kesemuanya bersifat jahat, tetapi demi mencegah timbulnya fitnah yang dapat melalaikan kewajiban-kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah swt. Allah swt. tidak mungkin menciptakan suatu kejahatan, kemudian dijadikannya sebagai suatu kebutuhan dan keharusan bagi setiap makhluk-Nya.

Makna yang tersirat dari suatu kejahatan itu adalah suatu bagian yang amat sensitif, realitanya menjadi lazim bagi kebaikan secara mutlak. Segala bentuk kebaikan dan kejahatan itu berada di tangan (kekuasaan) Allah swt.

Oleh sebab itu, Allah memberikan bimbingan bagi kaum laki-laki untuk menjaga dirinya dari bahaya dan fitnah yang dapat disebabkan dan mudah dipengaruhi oleh hal-hal
tersebut. Diwajibkanjuga bagi kaum wanita, agar waspada dan berhati-hati dalam menghadapi tipu muslihat yang diupayakan oleh musuh-musuh Islam untuk menjadikan kaum wanita sebagai sarana perusak budi pekerti, akhlak yang luhur dan bernilai suci.

Wajib bagi para wanita Muslimat kembali pada kodratnya sebagai wanita yang saleh, wanita hakiki, istri salehat, dan sebagai ibu teladan bagi rumah tangga, agama dan negara.

Friday 4 December 2009

hikayat paku

Ini tamsilan paku dan seorang anak. Ada sabar, maaf dan toleransi didalamnya. Setiap kali berbuat salah, seorang anak diminta untuk memaku satu pagar. Hari pertama ada belasan pagar yang dia paku. Sesuai jumlah kesalahannya.

Dihukum seperti itu meletihkan. Ia pun menahan diri. Dari hari ke hari jumlah pagar yang dipaku semakin berkurang. Sampai satu ketika ia tak memaku satu pagar pun, karena tak berbuat salah.

Hari hari selanjutnya, ia diajari untuk menahan diri bila ada masalah. Setiap kali dia berjaya menahan diri, satu paku dicabutnya. Ia menemukan nikmatnya menahan diri yang membuatnya terbebas dari persoalan. Semua paku yang pernah dipakunya habis dicabut. Ia benar-benar mampu bersabar.

Tapi tahukah kawan…Meskipun ia telah berlaku baik, pagar itu berlobang karena bekas paku yang diketuk dan dicabutnya. Pagar itu tidak akan bisa seperti semula. Begitu juga dengan menulis dan berkata-kata, duhai kawan. Ia bukan sekadar sesuatu, karena ada hak yang harus kita tunaikan. Bila kata-kata tak diteliti hak-hak dan ketulusannya, maka kita sudah meninggalkan luka pada pihak yang mungkin terasa.

OK katamu, masih ada hari esok untuk membetulkan keadaan. Tapi itu juga bukan ubat, kawan. Karena tak semua orang yang membaca hari ini, akan membaca kembali esoknya. sekiranya kembali, ia tetap takkan sama seperti sebelumnya.

Itu sama saja seperti kita menusuk pisau di punggung orang dan mencabutnya, lalu meminta maaf. Katakanlah ia memaafkan, tapi tetap luka tusukan itu membekas. Luka akibat kata-kata yang tidak dijaga lebih berbahaya dari luka fizikal.

Lebih parah lagi ketika pembaca dan pendengar menganggap cerita itu sebagai “fatwa” yang kukuh, sementara pembetulan sesudah itu sekadar meraikan perasaan serta tidak punya kekuatan untuk benar-benar menghapus “fatwa” pertama tadi.

Jadi, sebagai penulis dan pelontar kata-kata, jangan adili orang lain apa lagi menghukumnya. Tapi adililah diri sendiri secara terbuka, sudah betulkah kata-kata dan tulisan kita? Kalau belum, ingatlah hikayat paku ini.

Edited by-waza

Sunday 22 November 2009

Perpisahan. Apa yang istimewanya perpisahan ini sampaikan terlalu banyak orang bercakap tentangnya? Di mana lebihnya perpisahan ini sehingga banyak airmata gugur kerananya.

Bukankah pertama kali kita dipertemukan oleh Allah taala kita telah tahu kita akan berpisah?bahkan sebelum bertemu lagi kita sudah tahu.

Siapa orang yang paling kita sayang dan cinta? Senaraikan nama-nama mereka dalam satu folder dalam telefon kita. Kemudian tunggu berapa ketika, nama-nama itu kita sendiri akan padamkan dari telefon kita. Lama kelamaan hati kita tak akan berfikir lagi tentangnya.

Nanti, bila kita kembali seorang,membelek kenangan yang terukir dimana-mana. Di kertas bergaris,kertas berwarna, dan sebagainya. cuba kenangkan akan air mata yang kita tumpahkan dahulu dan ketika ini. Apa kesannya untuk perjalanan hidup kita. Dunia dan akhirat. Sedikit sekali. Mungkin tiada.

Di dunia, air bersifat lembut dan menyenangkan. Bila ia mengena tubuh kita saat kita bangun dari lena dan bersuci ternyata ia melegakan. Tubuh kita jadi segar, hati jadi bersemangat untuk memulakan hidup yang baru.

Di dunia juga, bila kita diuji dengan kesedihan, kita seperti seorang yang terjaga dari tidur. Tubuh kita tak bermaya. Semangat kita pudar. Terkadang airmata menyegarkan kita. Bila kita menangis, kita melepaskan sesuatu yang terpendam tanpa perlu mengadu pada orang ketiga. Walau hakikatnya sentiasa ada pihak yang ketiga yang memerhati dan mengerti.

Ada orang mengambil semangat dari airmata. Ia adalah fitrah dan bukan memalukan.Tidakkah nabi mengalirkan air mata ketika kematian anak, isteri dan bapa saudara baginda?manusia diciptakan lemah dan sentiasa berdosa. Atas dasar ini, ulamak-ulamak sufi hidup dengan air mata.air mata membuat mereka kuat. Air mata mereka mengalir kena pada tempat, tepat pada ayat.

Kita bukan nabi untuk mengaku begitu tabah dan ego untuk tidak menangis. Kita juga bukan ulamak sufi yang sofi dari dosa. Kita hanya pendatang biasa yang lalu lalang di beberapa tempat dan bertemu dengan pelbagai benda. Di setiap tempat akan ada rasa sayang yang kita ukirkan. Pada beberapa benda yang berharga menurut pandangan kita, kita akan tumpahkan cinta padanya.antara benda berharga itu adalah manusia.

Kalau semata-mata urusan dunia, bila kita memberi kita akan kurang. Seperti gelas yang diminum airnya, ia akan menambahkan ruang-ruang kosong. Sebelum kita menumpahkan air mata fikirkan apa urusan kita dengannya. Dunia dan akhirat.

Adakah di akhirat, ia akan kekal dengan sifat airnya yang tenang dan memadamkan. mampukah air mata tadi memadamkan api-api neraka jika ia bukan tumpah untuknya. Air hanya berguna jika disimbah untuk memadamkan api.kadang-kadang,bukan di semua tempat air memadam dan menenangkan. Kadang-kadang air tidak boleh memadamkan bahkan api semakin lahap dan lahab(menjulang). Orang yang terluka dan patah-patah juga tak boleh terkena air.

Syariat memahami. Lalu memberi kelonggaran untuk menggunakan debu sebagai ganti. Dari sudut mana debu itu nampak bersih. apatahlagi membersihkan. Jauh lagi menghembuskan ketenangan.lalu untuk apa?

Soalkan pada diri kita? Siapa kita?untuk apa kita diciptakan? Kalau kita sudah bebal dan tuli untuk memahami soalan sebegini, masukkan jari kita kedalam lautan. Angkat jari dan lihat titisan air yang yang jatuh darinya. Sebanyak itulah perumpamaan ilmu Allah dan ilmu yang diturunkan ke dunia. Dalam titisan itu, berapa banyak yang ada pada kita.

Sepertimana kita tak tahu hakikat debu itu sehingga boleh menggantikan air, kita juga takkan tahu banyak benda. Kita bahkan tak ada kekuatan untuk memahami keperluan diri. Lalu bila Allah sempurnakan sesuatu untuk kita, tak perlu kita membantah.

Mungkin antara hikmahnya, Allah ingin kita jadi seorang hamba yang mengaku hamba. Bila disuruh buat, kita mesti taat. Saat nabi Nuh disuruh membina kapal,nabi Ibrahim disuruh menyembelih anaknya,nabi Muhammad disuruh berhijrah, mereka tak pernah mempersoalkan. Mereka tahu itu urusan Allah.

Perpisahan ini, walau menyedihkan, walau menumpahkan air mata, sama-sama kita berpesan. Jangan sampai kita jadi seperti si jahil yang cuba mempersoal;

“Untuk apa pertemuan, kalau kita ditakdirkan untuk berpisah”

-tanpanama-

p/s-selamat berjuang buat semua ahli bait Rmh Pusaka Nawwar yang telah dan akan pulang. hakim, haadi, hafezudin dan hamal.

Monday 16 November 2009

hakikat siri 2

bagaimana sepatutnya kita menerima nasihat

Wahai bidadariku yang tercinta,

Memberi nasihat itu sebenarnya mudah sahaja dan yang berat ialah menerima isi nasihat tersebut kerana setiap nasihat itu dirasakan tersangat pahit bagi sesiapa yang selalu mengikuti hawa nafsunya.

Nafsu sangat mencintai perkara-perkara yang dilarang apatahlagi bagi orang yang mencari ilmu rasmi(ilmu untuk mendapat gelaran yang rasmi) serta sentiasa sibuk untuk menunjukkkan kehebatan diri dan menghimpunkan kesenangan dunia.

Kerana orang yang seperti ini biasanya menganggap bahawa hanya dengan sekadar memperolehi ilmu itu sudah cukup menjadi sebab keselamatannya dan sebab kebahagiaanya maka ia tidak perlu beramal dengan ilmu yang dipelajarinya itu.

Orang yang seperti ini sebenarnya telah terpengaruh dengan I’tikod dan aliran pemikiran ahli falsafah. Subhanallah, alangkah kelirunya pemikiran yang seperti ini.
Bukankah ia telah mengetahui bahawasanya seseorang itu apabila telah dapat menghasilkan ilmu kemudian ia tidak beramal dengan ilmu yang telah diketahuinya itu.

Nanti pada hari kiamat ia akan disoal dengan solan yang lebih berat lagi daripada orang yang tidak mengetahui apa-apa. Seperti apa yang telah disebutkan dalam hadis Rasulullah saw:

اشد النلس عذابا يوم القيامة، عالم لاينفعه الله بعلمه

Orang yang paling pedih seksaannya pada hari kiamat nanti ialah seorang alim yang tidak member manfaat akan dia oleh Allah dengan ilmunya.

dan diriwayatkan daripada Imam Al-Junaid Al-Baghdadi Qaddasallahu Sirrahu bahawa ada seorang yang telah bermimpi bertemu dengan beliau di waktu tidur selepas kematian beliau.

Lalu orang ini bertanya kepada Al-Imam Junaid dengan berkata,
Apa khabar kamu wahai Abu Al-Qasim(imam Junaid)?lalu imam Junaid menjawab:

Sebenarnya telah hilang segala ilmu yang zahir dan juga telah hilang segala ilmu yang batin. Dan sudah tidak ada lagi yang bermanfaat kecuali hanya beberapa rakaat yang sempat kami lakukan di tengah malam.

Friday 13 November 2009

hakikat..

Wahai bidadariku yang tercinta,

engkau telah bertanyakan padaku tentang banyak benda. aku dengan segala kekuranganku ini tak mampu untuk memenuhi kehendak seseorang yang inginkan kepuasan sepertimu. Aku cari beberapa nasihat yang berguna. Lalu yang menurut hematku ,orang yang paling layak untuk menyempurnakannya, paling berharga hikmatnya, adalah penulis nasihat ini.

Ayuhal Walad atau juga bernama Al Risalah Al Waladiah adalah ditulis oleh imam Al-Ghazali r.a. di dalam bahasa Parsi, kemudian kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh sebahagian ulama dan dinamakan dengan nama yang kita sebutkan tadi.

Kitab Ayyuhal Walad ini ditulis sebagai jawapan daripada Imam Ghazali kepada sepucuk surat yang dihantar oleh seorang murid(lelaki)yang sangat mencintainya. Dimana di dalam surat itu murid beliau meminta agar Imam Al-Ghazali r.a. sudi menulis sepucuk surat yang merupakan satu wasiat yang ditujukan secara khusus, walaupun ia yakin bahawa isi dan kandungan surat tersebut telah ada termaktub dalam kitab-kitab karangan Imam al-Ghazali r.a.

Lalu imam Al-Ghazali dengan murah hati menjawab surat anak muridnya tadi dan memberikan kepadanya beberapa nasihat yang sangat mahal harganya.

Apabila kita cuba meneliti kandungan surat Imam al-Ghazali r.a. ini, kita akan mendapati bahawa beliau sangat ikhlas sekali dalam memberikan nasihat dan dicelah-celah ungkapan beliau terserlah kebolehan Imam Al-Ghazali r.a. kita juga dapat melihat kasih sayang Imam Al-Ghazali r.a. terhadap muridnya.

Aku bukan seperti Imam al-ghazali pada ilmunya, pada akhlaknya juga pada imannya. Aku tak mampu untuk mengenal diriku dan hakikat sesuatu benda apatahlagi untuk memperkenalkan ia kepada orang lain. Cumanya, aku sukakan kesempurnaan dan suka kalau orang yang aku sayang memiliki kesempurnaan yang aku ingin.

Kesempurnaan yang sebenarnya tuhan telah hadiahkan kepada kita semua atas nama manusia sewaktu awal penciptaan.. cumanya sekarang, tuhan sembunyikan ia di dunia ini sebagai ujian.

1-Hakikat hidup, cinta, dan amal

عش ما شيئت فإنك ميت
واحبب ما شئت فإنك مفارقه
واعمل ما شئت فإنك مجزي به

Hiduplah engkau sesuka hatimu kerana engkau pasti akan mati
Dan cintailah apa sahaja yang engkau kehendaki kerana engkau pasti akan berpisah dengannya
Dan buatlah apa sahaja yang engkau kehendaki kerana engkau akan dibalas mengikut amal perbuatanmu

2- Ilmu sahaja belum memberi manfaat akan engkau

Wahai bidadariku yang tercinta,
Ilmu tanpa amal ialah gila dan amal tanpa ilmu pula adalah sia-sia.
Dan ketahuilah bahawasanya ilmu semata-mata masih belum dapat menjauhkan engkau daripada perbuatan maksiat, dan belum dapat menjauhkan engkau pada hari kiamat daripada api neraka.

Dan apabila engkau tidak beramal dengan ilmu yang ada pada dirimu dan engkau tidak membuat pembetulan terhadap segala kesilapan yang engkau lakukan pada masa yang lalu, kelak engkau akan berkata pada hari kiamat nanti:


”Wahai tuhan kami! kami telah melihat dan mendengar dengan sejelas-jelasnya (akan segala yang kami ingkari dulu) maka kembalikan kami ke dunia untuk kami beramal soleh”

Lalu dikatakan kepada engkau:
Wahai si bodoh, kenapa engkau hendak kembali ke sana, sedangkan engkau baru sahaj datang dari sana.


bersambung..

Thursday 12 November 2009

song from a secret garden

burung-burung di taman
kalau menyanyi
mesti sedap didengar

karena lagu mereka antara dua
samada suka mahupun sedih
mereka tak punya rasa yang lain
antara keduanya

perasaan ketiga
hanya ada pada manusia

kita bisa menangis tanpa sedih
juga bisa ketawa tanpa gembira
sesiapa yang bercinta dengan dunia
akan bisa membelinya
hanya dengan perasaan

tanpa sebuah taman yang damai
kita mampu mencipta lagu
menari-nari..
bahkan yang lebih merdu dan memikat

tapi kita tak mampu untuk biarkan
perasaan kita terbang seperti burung
jujur tapi bebas
bebas tapi riang
riang tapi tenang

kalau kita memerhati burung di taman
kita akan tertunduk malu
bila ia mendongakkan kepala


-tanpanama-
10-11-2009

Friday 6 November 2009

Jarum jam berada antara nombor lima dan enam. Bermakna lebih kurang lima belas minit lagi akan Syuruk. Lazimnya musim sejuk Subuhnya awal lagi pendek. Tak terkejar aku dengan tidur yang lewat serta badan yang penat.

Mujurlah pagi di Mesir tak perlu bermula dengan mandi. Cukup sekadar bersugi, membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki. Ditambah dengan niat ketika permulaan, air yang nampaknya biasa langsung menghapuskan dosa-dosa kecil manusia. Sebagaimana niat membezakan adat dan ibadat, bersugi di waktu pagi juga membezakan orang Melayu dan kebanyakan Arab

Subhaanallah, betapa Allah terlalu suka lagi ingin mengampunkan dosa manusia tetapi hambanya yang sombong ini, hatinya tiada ruang untuk memikirkan akibat sesuatu tindakan.

Semuanya sudah penuh dengan perancangan yang bakal mendatang. Apa gunanya perancangan pada yang namanya membazir dan israf. Orang merancang pada belanja. Semua sudah sedia tahu, dunia itu jambatan, mengapa sampai begitu indah kita hiaskan? Jambatan itu tempat melintas.

Orang biasa tak tidur di situ apatahlagi menghiasinya. Orang yang tidur di jambatan mungkin sebab miskin tak berharta. Jikalau tertidur, mungkin sebab letih berkereta. Pesan nabi, dengan adanya ilmu kita selamanya takkan miskin dan sesat di jambatan mahupun daratan. Dengan syarat, kita beramal dengannya.

Kelas bermula 7.15 pagi. Bermakna banyak benda yang perlu dikorbankan terutamanya tenaga. Untuk sampai ke Azhar biasanya mengambil masa 45minit. Tanpa kesesakan mungkin 20minit. Kesesakan mencuri separuh dari masa perjalanan. Kesesakan tidaklah terlalu menakutkan berbanding penantian. Nikmatnya penantian ini, hanya perindu yang memahami. Benar kita yang memulakan, tapi penamatnya bukan kita yang tentukan.

Kesesakan boleh dijangka waktunya tapi bas di Mesir tiada jadual yang tetap. Kalau awal bangkit si saaik dari jaga, belum tentu sang kumsari sudah selesai menunaikan hajatnya. Dinding-dinding batu yang memagari perhentian bas adalah mangsa. Mata dan hidung ini pula, adalah saksi yang malang.

Hebatnya mereka itu, dunia sepertiga rakyat mesir ada di tangan mereka. Kalau masa itu pedang, mereka umpama tukang besi yang degil; bisa mencorakkan pedang sesuka hati. Menariknya di mesir ini, tiada istilah samseng jalanan selain saaik dan kumsari. Mereka tak pernah tewas kecuali pada yang namanya Masriah.

Mereka masyarakat yang mengagumi sejarah. Mereka menghafal sejarah lalu hidup dengannya. Pemudanya bangga digelar Abna’u Faroinah. Ruh Cleopatra menyerap masuk ke dalam tubuh wanita Mesir sampai sekarang. Seorang isteri boleh marah dan menjerit sesuka hati. suami yang baik sekadar mendengar, walau hati menjerit tak suka. Dalam banyak benda,mereka lebih berkuasa dari lelaki.

Hakikatnya, di mana-mana zaman pun begitu. Sudah tercatat di peradaban sejarah, peranan wanita dalam membina dan menghancurkan sebuah negara. Mereka permaisuri kepada raja tapi adalah raja kepada kerajaan. Sebabnya, yang sebenar-benar raja dan menguasai diri manusia adalah hati. wanita ini diciptakan dari rusuk lelaki yang letaknya dekat dengan hati. jadi, soal-soal menundukkan hati adalah kepakaran mereka hatta ia milik seorang raja. Ahh, tasyaum lagi aku dengan wanita!

bersambung..

-tanpanama-
5-11-2009

Monday 2 November 2009

جنة الكنانة

Di sini adalah tamanku. Tempat aku menulis dan berfikir. Tempat aku menguis dan mengukir. Tempat aku menangis dan berzikir. Taman ini tiada apa yang istimewa selain tenang. Orang kebanyakan takkan singgah di sini.

Mereka nampak taman ini usang, gersang, kusam dan sepi. Kalau aku bukan pemiliknya, aku tentu seperti kebanyakan orang. Mengukur sesuatu sekali pandang. Ah, ni sekadar taman jiwang!
Ya Allah, darimu aku memohon perlindungan.



Rerama dan kumbang tak ramai yang terbang di taman ini. Kebanyakan yang singgah mengenali aku tapi aku tak mengecam mereka. Mereka tahu taman ini milik aku sebab sebelum mereka melekat di celah daun, bergulung-gulung di balik dahan membentuk kepompong, aku sudah ada berteduh di bawah pepohon.

Mungkin dahulunya kita pernah bertemu dan saling mengenali. Cuma terpisah bila lahir ke dunia. Kasih yang sebenar takkan terpisah walau sekian lama tak ketemu. Darah yang mengalir tanpa dipaksa akan menyerbakkan aroma rindu. Ia tak pernah surut tanpa perlu mendengar suara,merenung potret, atau surat.

Perasaan seorang ibu pada anaknya,abang pada adiknya, itulah kasih. Ia mungkin tak sehebat cinta tapi bagiku ia jauh lebih mulia. Mungkin kalian belum mengerti. Di taman ini, aku berikan kalian kebebasan untuk memberi tafsiran.

Alhamdulillah,kalian semua dah mampu terbang sekarang. Aku kagum dengan sayap kalian. Warna-warni sekali, bunga yang layu tentu kembali segar bila menerima kunjungan. Hati-hati, bunga yang wangi selalunya banyak duri. Kalian jangan jadi kumbang yang kasihan!

Ada yang mesra bertegur sapa, sekuntum senyuman dan sejambak kesyukuran aku hadiahkan. Bagi yang sekadar menumpang lalu, aku alu-alukan kehadiran kalian. Baguslah, kalian dah dewasa. Cepat-cepatlah terbang tinggalkan taman ini. Di sini tak ada bunga untuk dihisap madunya. Tak ada sungai untuk menghilangkan haus.

Cuma ada pohon kayu yang agak rapuh dahannya. Daunnya mudah luruh sampai kadang-kadang menutupi permukaan telaga yang bersebelahan. Telaga ini hanya berpaut pada rimbun-rimbun semak dan pohon senduduk sahaja. Kalau tak, dah lama tebingnya runtuh. Walaupun tak dalam, airnya tak pernah kering.

Hujan yang datang sekali sekala memberi semangat baru kepada pohon kayu, kepada telaga. Taman ini semakin menyantuni resmi seorang perempuan. Menumbuhkan semangat dengan airmata. Ego lelaki juga bisa pecah dan rata dengannya.

Sengaja taman ini aku dirikan di bumi yang kontang tanpa sungai tanpa bunga kerna aku tak ingin gangguan. Sungai yang mengalir laju adalah lambang hati bahagia manakala bunga tak ubah seperti cinta. manusia takkan senang dengan kebahagiaan orang lain. Cinta jika bukan untuk tuhan juga menyusahkan.

Dangau burukku bukan seperti yang kalian lihat dulu. Tiang serinya hampir reput dimakan bubuk. Dinding sebelah dalam penuh bersilang dengan sarang lelabah, dinding luarnya sudah ada tanah-tanah kering yang melekat. Ini tak lain kerja sang tebuan dan kuncu-kuncunya. semut-semut berkepala besar pun sudah berani berbaris-baris di atas lantai.

Semuanya bila sudah mampu berdiri, tinggalkan aku sendiri. Aku biarkan kalian singgah dengan baik tapi kalian mudah lupa, siapa sebenarnya tetamu siapa orang asing.

Dari dulu aku berpesan,banyak kali tapi kalian memandang hebat pada keterbukaan. Mana mahu hidup di dangau burukku dengan kenangan yang tak seberapa. Apatahlagi bila kalian merasa adil bila bermain dengan ungkapan takdir.

Takkan harta sekerat ini hendak dikongsi. Agak-agaklah! Aku bukan kedekut tapi sudah banyak yang aku beri, aku kongsi. Tak cukup dengan pemberian, apa yang suka kalian ambil kalian rebut. Aku belajar untuk redha dengan harap turut dapat keredhaan yang sama. Hakikatnya ,

رضاالناس غاية لا تدرك
“Keredhaan manusia adalah impian yang tak tercapai”

Kita takkan dapat mencapai keredhaan dengan benci atau dendam. Usah dibazirkan nikmat yang ada. Semakin cuba kita bebaskan, semakin sesak yang dirasa. Aku engkau dan orang lain. Kebarangkalian untuk terbang beriringan mungkin tiada. namun sekadar mampu, kita iringkan dengan senyuman atau bermanis muka.

"انكم لن تسعوا الناس بأموالكم ولكن يسعهم منكم بسط الوجه"
Sesungguhnya kamu takkan dapat melapangkan manusia dengan hartamu tapi mereka boleh lapang dengan bermanis muka
Lagi,
“لا تحقرن من المعروف شيئا ولو ان تلقى اخاك بوجه الطليق”
jangan memandang rendah pada sesuatu kebaikan walaupun sekadar berwajah manis ketika bertemu saudaramu
Lagi,
ابتسامك في وجه اخيك صدقه
senyumanmu pada saudaramu adalah satu sedekah

Begitu juga hal-hal menggembirakan dan menyakitkan hati manusia. Sekecil-kecil benda boleh menyelesaikan sebesar-besar perkara. Itu bukan benda yang mustahil bagi Allah. Segalanya harus.

"لا تحقرن صغيرة فان الجبال من الحصى"
Jangan memandang rendah pada benda yang kecil, sesungguhnya gunung itu dari batu –batu kecil

……………///////…………..

Sebenarnya aku menulis pagi ini kerna aku tak boleh tidur. Mata ini tak ingin pejam. Berapa lama lagikah masanya yang aku perlukan untuk gelapkan malam? Biar bayang-bayang rindu tak berani lagi menampakkan diri. Kaki terasa lenguh sekali. Mungkin sebab terlalu banyak dan jauh pengembaraanku malam semalam dan malam sebelumnya.

Dua hari berturut-berturut aku bermimpi mengejar bulan. Setiap kali hampir mendapatkannya, bulan bersembunyi di balik beberapa bintang. Dari jauh aku tenung wajahnya, bercahaya tapi tak berseri. Barangkali serinya dicuri oleh bintang-bintang yang menyamping.

Bukan salah bulan bila ia sembunyi, bukan salah bintang bila berdampingan, salahnya si pungguk terbang terlalu cepat. Kononnya ingin sentiasa dekat . Mata bulat dan tajamnya tak pernah nampak kelembutan yang ada pada sinaran manja bulan tapi mempersoalkan kawah-kawah yang menghiasi permukaan. Mulut pula terlalu asyik memuji bintang. Sikit-sikit bintang!

“Tanya sama hati pernahkah merindu? Ingat masa lena, apa mimpimu? masa berjauhan apa nan dikenang? Bila difahamkan itulah sayang..”

“Jikalau tidak kerana sayang, kuntuman kasih (pada tuhan) tak mungkin kembang, andainya jemu mengganti rindu, jambangan kasih(dari tuhan) tentulah layu.. “

Itulah antara bait lagu Allahyarham Tan Sri P Ramlee yang sewaktu memberi penaksiran tentang sayang dan rindu. Aku memurnikan maksudnya. Menurut hematku, mimpi-mimpi sebegini datang kesan dari cinta dan rindu. Aku merindu kepada banyak benda. Aku antara manusia yang sering salah faham apabila berbicara tentang hakikat cinta dan rindu.

Sekalipun cinta telah kuhuraikan
dan kuperjelaskan dengan panjang lebar
Namun bila cinta kudatangi,
aku jadi malu pada keteranganku sendiri
Meskipun lidahku sudah mampu menghuraikan dengan terang
Namun tanpa lidah ,cinta ternyata lebih terang
Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping
begitu sampai kepada cinta

Jalalaluddin Ar-Rumy sewaktu menyampaikan kuliah kepada pengikutnya sewaktu pengajian di sebuah masjid di daerah Konya (sebuah daerah yang wujud sewaktu pemerintahan Seljuk) tak pernah menujukan cinta untuk manusia.

Segala cinta, kasih, rindu dan harapnya hanya untuk pencipta. Tuhan yang mencipta manusia kemudian menyempurnakannya dengan perasaan. Dari sanalah asalnya sayang. Tujuannya hanya satu, agar kita sentiasa merindu akan pertemuan dengannya.

Kata sebahagian teman, “jangan mendera pembaca dengan bahasa. Bahasa itu digunapakai untuk memudahkan faham.”

Bagiku itulah gunanya balaghah. Ada yang bayan ada yang badi’. Kedua-duanya mengindahkan maksud serta lebih menyampaikan kepada matlub.

Kata-kataku banyak yang dianggap pesimis. Aku bersangka-sangka dengan segala benda. Maulana Jalaludin Rumi juga dianggap begitu oleh sebahagian orang. Entah dimana cacatnya pesimis ini jika ia adalah cermin bagi diri juga penawar bagi kebanyakan hati. Dengan rahmat kasihmu tuhan, di taman yang sepi ini aku ingin mencuba lagi sekali.


-tanpanama-
2-11-2009

Tuesday 29 September 2009

Surat Ketika Hujan

Assalamualaikum,

Kepada malam yang sudi mehjadi wasilah kepada ketenanganku, kepada kipas yang sentiasa terpasang;bukan anginmu yang kuingin tapi keindahan bunyimu bila tamat satu pusingan itu yang memberiku ilham.

Kepada teman serumah yang sejak tadi lagi sudah lena, moga ketikan jejariku ini tak mengganggu perjalanan hidup kalian. Nanti pagi, kita pasti akan bertukar alam. Entah, walau duduk serumah, mata ini sering membuat kita tak ramah.

kepada makhluk-makhluk yang kuimpikan pertemuan dengan mereka. aku merancang apa yang telah dirancang. kalau pertemuan kita adalah satu titik dari lembaran ketentuannya, aku bahagia. kalaupun tiada pertemuan pun, aku terima. Sesungguhnya tuhan lebih tahu akan kebahagiaan hambanya.

Aku menulis sesuatu mengikut kehendak hati. hari ini satu benda yang aku terima, manusia perlukan rangsangan. Dengan rangsangan, perjalanan hidup jadi rancak dan berwarna-warni. Ia mungkin datang dalam bentuk nikmat dan dugaan. Segala apa yang menyampaikan kita kepada tuhan, baik atau jahat, tetap adalah rahmat. kita tidak ditakhlifkan terlalu berat, setakat mana yang termampu sekadar itulah ujiannya.

Lihat sahaja pada semilir angin yang bertiup sekarang. Itulah Hawa’ Kharif. Permulaan musim sejuk. Bersama anginnya dikirimkan juga teman bernama damai. Angin ini ditugaskan untuk menghambat kepanasan sedikit demi sedikit sehingga kita tak terasa datangnya Syita’.

Nanti satu masa, akan ada deruan angin yang sangat kuat. Pasir, debu, dan sampah semua menyatu dengan angin ini membentuk suasana yang tidak menyenangkan. Selang beberapa ketika setelah itu, hujan renyai-renyai akan turun. Hujannya tak lama, tapi sudah cukup untuk menenggelamkan beberapa jalan sekaligus mengelap kembali debu-debu yang melekat di dinding dan jendela rumah kita. Kemudian barulah datang musim dingin.

Begitulah lumrah alam yang begitu indah untuk dihayati. Musim sejuk dan musim panas tak datang dan pergi secara mengejut. Ada irama dan seninya. Kita tak pernah tahu di detik mana ia berubah sedar-sedar sudah bertukar musim. Dengan perubahan yang tak terlalu mendadak, tubuh kita sempat bersedia untuk membuat persiapan. Justeru, seolahnya alam juga turut sama menghina manusia-manusia yang tak reti mengikut resam alam!

Seperti juga puasa Ramadhan. Kita diajar berpuasa 2bulan sebelumnya dan menambah 6hari sesudahnya. Manusia kalau menurut turutan sebegini dalam hidup mereka, mereka tentu terpuji. Kalau menentang ketentuan tuhan, mata akan memandangnya tak sempurna, mulut-mulut yang ada takkan mendiam. Kamu zalim! kamu kejam!

Bila sebut pasal hujan, bumi yang gersang ini sekali lagi menunjukkan keajaiban. Bumi Mesir hanya hujan dua kali setahun tetapi tanah-tanahnya subur. Sayur dan buahnya sangat besar dan segar. Sesegar anak-anak gadis mereka. cumanya kalaulah mereka mengerti sedikit adab dan akhlak, tentu lebih mempersonakan. ibarat bunga kembang setaman. mungkin itulah secantik-cantik perumpamaan.

Mana hendak dicari sayur sawi yang tak pahit? Sayur kobis mana yang sebesar kereta sorong? tomato mana yang berharga le 0.75 sen sekilo? kurmanya pula dijual dari muda sampai ke tua. semasa mekar merah dipanggil Balah. bila masak dan basah dipanggil Rutob. bila kering dipanggil tamar. kata pepatah, semakin bernilai sesuatu benda, semakin banyak namanya. Tapi bagi masyarakat kita, banyak nama ke tanpa nama tetap sama sebab semuanya kurma!

Kali terakhir aku berhujan, tahun lepas sewaktu menetap di Gamek. Hujan turun sepanjang pagi, aku yang ditinggal keseorangan di rumah ketika itu gemar sekali termenung di depan jendela. Aku begitu teruja melihat anak-anak arab berkejar-kejar di tengah jalan. Suka benar dengan hujan. Nikmat tuhan yang turun beberapa kali setahun disini, hanya anak kecil yang menghayati.

Entah macammana, beberapa minit kemudian aku berada di atas jalan. Dengan memakai jubah hijau bertopi aku berjalan di tengah jalan seperti tak ada apa yang berlaku. Hakikatnya, aku ingin bersama mereka menikmati hujan. Hati ini sudah terlalu kering dan dingin. Kalau boleh aku ingin buat segala benda yang mampu basahkan hatiku serta hangatkan kembali semua kenangan.

Aku ingin kecil seperti dulu, pulang dari sekolah dengan basah kuyup. Ibu akan menanti di depan pintu dengan wajah penuh bimbang. Bimbang pada anak manja yang selalunya akan demam kalau ditimpa hujan, dan bimbang pada susu-susu getah yang masih cair di dalam tempurung di ladang. pasti sia-sia usaha sepagi jika susu yang belum lagi beku bercampur dengan air hujan.

Masih adakah lagi bantal busukku dulu? Selimut yang carik penuh dengan kesan-kesan gigitan itu entah pada siapa sudah diwariskan. Di rumah besar di kampung sana, tak ramai lagi yang bermukimnya. Semuanya pemastautin sementara. Hari raya, musim buah, musim banjir,musim kahwin, tu sahaja hari perkumpulan.

Hari-hari yang lain, rumah itu kembali sepi. Kesibukan anak-anak yang makin menua tentu membuat ibu dan ayah rindu akan zaman muda. Walaupun seorang sudah pergi dahulu, tentu juga sentiasa mengharap agar sebelas yang lainnya berkumpul bersama.

Kalau diberi seribu nyawa, aku masih tak mampu membalas cintamu,ibu. Kalau diberi sejuta kesulitan, ternyata aku takkan mampu menandingimu,ayah. Engkau lebih dahulu merasai bermacam penderitaan. lalu bila sedikit kesusahan jatuh padaku, engkau segera cepat memahami. Ya Allah, panjangkan sedikit lagi umurku agar sempat aku berjasa pada ayah dan ibu!

Drp,

-Tanpanama-
29-9-2009

Wednesday 23 September 2009

artikel lamer

لكل الى سأو العلى حركات
ولكن عزيز في الرجال الثابت
setiap orang ingin bergerak ke puncak
tapi keperkasaan milik orang yang teguh

Malam yang tenang menjadi dingin bila suasana sepi. Betapa hawa-hawa teman amat diperlukan di saat ini agar terpancar sedikit kehangatan. Kehangatan yang timbul dari suara, sentuhan, gurauan dan semuanya yang mampu mengalirkan haba.

Malam ini mengingatkan aku pada malam-malam lain yang telah berlalu tapi tak pernah tercatat dalam diari hidupku. Perjalanan hidup kelmarin,kelmarin dahulu, dan hari-hari yang terbelakang entah di selokoh mana ia kabur dari ingatan tapi yang pasti di garis permulaan masing-masing ramah berkenalan. Aku berjalan sama langkah, berkongsi sama cerita tapi akhirnya jauh tertinggal sama sekali.

Setiap hari, cinta aku kepada kosong meningkat. Ruang-ruang itu semakin bertambah. Tubuh jadi semakin ringan untuk menerawang di di langit. Dengan pandangan yang jauh , aku teliti pada insan-insan yang bangkit dari bangun. Tak berani untuk mendekat takut melekat. Sombongnya diri ini,sehingga meremehkan orang-orang yang sentiasa berusaha untuk menebas semak kejahilan mereka dengan berkata,

“lazimnya lalang kan kembali tumbuh melata sebelum tanah menjadi rata.”

Jahilnya aku, pengalaman diri serta beberapa teman aku jadikan sebagai sandaran.Golongan-golongan yang sandarannya hanya terhenti pada hadis dan alquran akan bangkit menentang,
“ini adalah bid’ah yang tak boleh dimaafkan”

Sesungguhnya, andai semua situasi kita bandingkan dengan diri, kita jadikan pengalaman kita sebagai iktibar, kita akan rosak. Kita kan tertipu dengan tipudaya syaitan dan kehendak nafsu. Jika seseorang berusaha untuk menjadi petani berjaya,biarkan! Jangan sebab kita pernah menebas samun kemudian bangga dengan tanah yang bersih tapi lupa menabur benih yang baik, kita samakan orang lain dengan kita.

Jangan lupa,tindakan yang datang dengan kemahuan lebih kuat dari yang datang dengan sekadar dorongan. Kemahuan yang disusuli dengan kemahiran lebih teguh dari sekadar kekuatan.Kepandaian,kemahuan,kesabaran,rasa memadai dengan yang ada,dorongan dan telunjuk serta masa yang panjang. Semuanya peringkat yang dikuasai dan diajar sarjana,mesti diturut turutannya.

Mungkin aku tewas sebab berlari terlalu pantas, tak selari dengan jarak dan bekalan.Aku futur lalu berundur. Hangat ini, manusia melabelkan dengan satu kalimat yang cukup sempurna,hangat-hangat tahi ayam.itulah perlu kita pada istiqomah. Betapa tetap walaupun lambat lebih bernilai dari laju tapi melulu.Apatahlagi bila ia kita lakukan untuk sekian kali yang pertama.

Orang yang tak biasa berlari tiba-tiba diajak berlumba,maka sudah akan ketinggalan di belakang. Orang yang biasa berlari anak diajak berlumba, akan tersesak nafas di tengah perjalanan.Begitulah setrusnya. Antara bukti lemahnya manusia,keterbiasaan mengatasi segala kekuatan.

Disebabkan kelemahan ini, aku memandang enteng pada dedaun yang mula menghijau. aku biarkan pandangan melintuk-lintuk bersama dedaun kering jatuh di saat angin bertiup.pada teman yang baru mencari kehangatan, bertenang dan biasakan diri meungikut urutan. Pada teman yang dirinya dingin sepertiku, kita lebih layak untuk menerima kehangatan kerana kita pernah menderita kedinginan.

-Waza-
11/12/2008
Bilik Wel

Thursday 10 September 2009

بعد أربعة أشهر وعشرا

Hari ini sudah habis iddahku. Sememangnya empat bulan sepuluh hari berlalu begitu cepat bagi seorang lelaki tapi tidak bagi perempuan. Mereka berbeza. Mereka punya sekeping hati yang sangat nipis dan secebis kekuatan yang sangat rapuh yang sukar untuk lelaki tafsirkan.

Maha suci Allah memberikan sesuatu sesuai dengan hamba yang menerimanya. Tuhan tidak ciptakan sesuatu yang tahsiilul hasil! Lelaki walau tanpa iddah mereka tak sekeliru perempuan. Walau lebih tidak sabar, mereka punya tafsiran yang lebih sempurna tentang dunia dan juga kesetiaan. Ini adalah sebahagian hikmah dijadikan iddah khusus untuk perempuan.

Malam terus melabuhkan tirainya sehingga menutupi kaki-kaki yang berjalan di lorong tanpa cahaya, kegelapan menutup ruang-ruang langit sehingga bulan nampak begitu indah keseorangan. Bulan itu cantik kerana malam. Demi membiarkan bulan kelihatan cantik, malam sanggup melenyapkan keindahan siang yang ada dengan gelapnya. Sehingga sampai satu ketika, bulan tak kelihatan. Semua yang ada bersungut pada malam,

“kau terlalu manjakan dia!tengok..dia datang dan pergi sesuka hati!jangan sampai dia naik kepala!”

“mana ada manja!bulan baik..cantik..korang cemburukan dia!korang kalau tak puas hati, mengadulah dekat tuhan”

Perbicaraan sebegini takkan ada melainkan mubalaghahnya sahaja. Hakikatnya semua yang namanya ciptaan; siang, malam, gelap, dan bulan punya kerja yang maha mulia. Kerjanya adalah berzikir kepada tuhan setiap masa. Mereka tak punya masa terluang seperti kita untuk bersenang-senang tanpa apa kerana tujuan mereka diciptakan adalah semata-mata untuk manusia.

Manusia itu pula, dengan setiap sesuatu diciptakan untuk mereka, mereka seolah-olah sudah ditunjuk jalannya dalam mencapai sesuatu. Terkadang bila kita dimudahkan untuk melakukan ibadah dan ketaatan itu bermakna kita dimudahkan oleh Allah untuk ke syurga. Tapi jika segala yang ada seolah-olah memudahkan kita untuk melakukan maksiat dan dosa, kita terlebih patut berjaga-jaga.

Memandang pada kesempurnaan zat yang Maha Sempurna, menghirup sungai yang diciptakan daripada madu, susu, dan arak yang tidak memabukkan, menjadi pemilik si mata jeli(hurul ain) juga si mata yang diredhai(ainul mardiyyah). Semua kita suka untuk digelar ahlul jannah.

Tetapi hari-hari kita, mengapa terlalu bermudah dengan dunia yang melalaikan sehingga dosa menjadi teman kemudian mesra. Sepertinya Hamim( minuman ahli neraka) itu dingin, sepertinya Ghossaak(nanah yang jelek) itu bisa mengenyangkan. Kalaulah ada yang sanggup menghadapinya, takkan si kafir-kafir di situ bisa berkata,

“Robbi, ya laitani..kuntu turooba!” (tuhanku, alangkah baiknya kalau dulu aku diciptakan sebagai tanah)

Beratnya azab itu, sehingga mereka tak berhasrat untuk diciptakan sebagai manusia! Mengapa tak ingin jadi manusia? Bukankah dunia ini terkumpul segala nikmat untuk mereka? Di dunia ada cinta! Ada perempuan! anak! harta! emas!perak! kuda-kuda yang cekap(kenderaan)! binatang ternakan! Kebun!

Segagah-gagah manusia, bila diuji dengan kesakitan mereka ingin sembuh. cuma antara rajin atau malas mencari ubat .sejahat-jahat manusia bila didatangkan kebaikan mereka takkan menolak cuma mahu atau tidak untuk meninggalkan kejahatan yang kebanyakkannya adalah menyeronokkan itu.

Melakukan kebaikan juga seronok sebenarnya malah terlebih seronok dari berbuat jahat. Cuma keseronokan berbuat baik itu tersembunyi di beberapa tempat rahsia lagi terceruk. Tempat itu nama pendeknya Ihsan. Nama panjangnya,

‘kita beribadat pada Allah seolah-olah kita melihatNya, walaupun kita tak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihat kita.’

Untuk sampai kepadanya, kita boleh melalui banyak jalan tapi tiada jalan yang dekat. Antaranya jalan khusyuk, jalan tenang, jalan ilmu, jalan amal,jalan ikhlas dan sebagainya.

Untuk sampai kepada jalan itu, kita disekat oleh samseng-samseng jalanan. Ada seorang yang digelar nafsu. Nafsu ini samsengnya tak pernah habis sejak dari awal ia diciptakan. Ia pernah beberapa kali direndam di dalam neraka kerana samsengnya tak mengaku tuhan sebagai pencipta,tak sedar diri sebagai hamba. Kata tuhan,

“Sesungguhnya nafsu sentiasa mendorong ke arah keburukan”

Untuk melepasinya, tuhan kurniakan satu bulan. RAMADHAN. Nafsu di bulan ini kurang bekerja kerana mereka diperintahkan untuk berpuasa.

Berkat Ramadhan juga, dimudahkan kita untuk melintasi jalan kerana ketua segala samseng-samseng turut diikat dengai rantai-rantai yang teguh dari tuhan. Samseng ini dulunya sangat warak dan baik. Antara segala makhluk sebelum diciptakan manusia, samseng ini paling tinggi ilmunya, paling hampir ia dengan tuhan. Bila sahaja manusia pertama diciptakan, mereka menunjuk samseng dengan enggan sujud pada Adam . Kata mereka,

“Kau ciptakan aku dari api, kau ciptakannya dari tanah, maka aku terlebih mulia”

Lalu Allah laknat pada mereka serta dikeluarkan dari syurga. maka lekatlah gelaran padanya Iblis laknatullah. Anak-anaknya Syaitan, sekarang mengganggu setiap perjalanan di setiap saat,setiap hari,setiap bulan kecuali Ramadhan.

Kalau difikir sejenak, iblis dikeluarkan dari syurga dan dilaknat Allah sepanjang masa hanya kerana enggan sujud pada Adam bukan Allah. Entah bagaimanalah pula anak-anak Adam yang enggan sujud kepada Allah Taala! Justeru, tak terkira besarnya kesalahan manusia dan kemurkaan Allah pada mereka.

{sebenarnya iblis dan syaitan takut kepada anak-anak Adam yang engkar kepada tuhan setiap masa. Pernah satu masa syaitan cuba untuk berkawan dengan anak adam di dalam satu perjalanan musafir. Syaitan menjelma sebagai manusia lalu mendekati hamba itu ketika waktu solat. Syaitan terkejut melihat manusia tidak solat. Setelah beberapa lama melihat hamba ini langsung tidak solat, syaitan ingin menjauhinya. Lalu hamba ini bertanya pada syaitan. Kata syaitan,

“Aku ini adalah syaitan. Aku ingin mengajakmu berbuat jahat ternyata engkau sekali-kali tidak pernah solat. Engkau adalah lebih jahat dariku! Aku dikeluarkan dari syurga kerana tidak sujud pada Adam tapi kamu anak-anak Adam tak pernah sujud pada tuhan. Maka aku takut bersahabat dengan orang jahat sepertimu.” }

Itu sekadar cerita, tak tahu dimana hujung ke mana pangkalnya. tapi yang paling penting kita sekarang berada di bulan Ramadhan. Penuh dengan nikmat dan kelebihan. Sedarlah, kita ini hidup,

“kalau tak kerana rahmat dan kelebihan yang Allah berikan pada kita sudah tentu kita telah lama ditimpakan azab yang pedih atas apa yang kita kerjakan.”

Hari ini akan tenggelam. Semua benda yang manis, indah, sedih, gundah akan hanyut bersamanya. Ia akan berlalu seperti berlalunya iddah aku dan iddah orang-orang perempuan.

Demi kemuliaan Ramadhan yang masanya semakin singkat, demi kemuliaan yang dilebihkan Allah kepada lelaki, jadikan iddah ini yang pertama dan terakhir. Tak ingin aku berkongsi hak dengan mereka untuk kali kedua.

Kenangan kita di hari ini, akan ada yang kita ingat dan banyak yang kita lupa. Kenang-kenangkanlah barang pahala yang telah kita beli, penjimatan dosa yang kita telah buat. Kita beruntung tapi tak sedar dek untung.

Sekarang masa untuk mengaut keuntungan semakin berkurang. Sekarang sudah sempit pintu rahmah, dan pintu maghfirah, tapi pintu untuk berlepas dari api neraka masih luas terbuka.

Teruskan berbelanja dan berjimat, sehingga kita punya cukup bekal untuk melintasi jalan yang dipenuhi samseng jalanan bagi sampai kepada ihsan itu. Apabila telah ketemu, sampaikan salam hamba dan pesankan padanya,


“simpankan satu untuk hamba, anak kunci syurga”

-Tanpanama-

10-9-2009