Wednesday, 23 September 2009

artikel lamer

لكل الى سأو العلى حركات
ولكن عزيز في الرجال الثابت
setiap orang ingin bergerak ke puncak
tapi keperkasaan milik orang yang teguh

Malam yang tenang menjadi dingin bila suasana sepi. Betapa hawa-hawa teman amat diperlukan di saat ini agar terpancar sedikit kehangatan. Kehangatan yang timbul dari suara, sentuhan, gurauan dan semuanya yang mampu mengalirkan haba.

Malam ini mengingatkan aku pada malam-malam lain yang telah berlalu tapi tak pernah tercatat dalam diari hidupku. Perjalanan hidup kelmarin,kelmarin dahulu, dan hari-hari yang terbelakang entah di selokoh mana ia kabur dari ingatan tapi yang pasti di garis permulaan masing-masing ramah berkenalan. Aku berjalan sama langkah, berkongsi sama cerita tapi akhirnya jauh tertinggal sama sekali.

Setiap hari, cinta aku kepada kosong meningkat. Ruang-ruang itu semakin bertambah. Tubuh jadi semakin ringan untuk menerawang di di langit. Dengan pandangan yang jauh , aku teliti pada insan-insan yang bangkit dari bangun. Tak berani untuk mendekat takut melekat. Sombongnya diri ini,sehingga meremehkan orang-orang yang sentiasa berusaha untuk menebas semak kejahilan mereka dengan berkata,

“lazimnya lalang kan kembali tumbuh melata sebelum tanah menjadi rata.”

Jahilnya aku, pengalaman diri serta beberapa teman aku jadikan sebagai sandaran.Golongan-golongan yang sandarannya hanya terhenti pada hadis dan alquran akan bangkit menentang,
“ini adalah bid’ah yang tak boleh dimaafkan”

Sesungguhnya, andai semua situasi kita bandingkan dengan diri, kita jadikan pengalaman kita sebagai iktibar, kita akan rosak. Kita kan tertipu dengan tipudaya syaitan dan kehendak nafsu. Jika seseorang berusaha untuk menjadi petani berjaya,biarkan! Jangan sebab kita pernah menebas samun kemudian bangga dengan tanah yang bersih tapi lupa menabur benih yang baik, kita samakan orang lain dengan kita.

Jangan lupa,tindakan yang datang dengan kemahuan lebih kuat dari yang datang dengan sekadar dorongan. Kemahuan yang disusuli dengan kemahiran lebih teguh dari sekadar kekuatan.Kepandaian,kemahuan,kesabaran,rasa memadai dengan yang ada,dorongan dan telunjuk serta masa yang panjang. Semuanya peringkat yang dikuasai dan diajar sarjana,mesti diturut turutannya.

Mungkin aku tewas sebab berlari terlalu pantas, tak selari dengan jarak dan bekalan.Aku futur lalu berundur. Hangat ini, manusia melabelkan dengan satu kalimat yang cukup sempurna,hangat-hangat tahi ayam.itulah perlu kita pada istiqomah. Betapa tetap walaupun lambat lebih bernilai dari laju tapi melulu.Apatahlagi bila ia kita lakukan untuk sekian kali yang pertama.

Orang yang tak biasa berlari tiba-tiba diajak berlumba,maka sudah akan ketinggalan di belakang. Orang yang biasa berlari anak diajak berlumba, akan tersesak nafas di tengah perjalanan.Begitulah setrusnya. Antara bukti lemahnya manusia,keterbiasaan mengatasi segala kekuatan.

Disebabkan kelemahan ini, aku memandang enteng pada dedaun yang mula menghijau. aku biarkan pandangan melintuk-lintuk bersama dedaun kering jatuh di saat angin bertiup.pada teman yang baru mencari kehangatan, bertenang dan biasakan diri meungikut urutan. Pada teman yang dirinya dingin sepertiku, kita lebih layak untuk menerima kehangatan kerana kita pernah menderita kedinginan.

-Waza-
11/12/2008
Bilik Wel

No comments: