Wednesday 20 January 2010

iman (1)

Iman adalah cahaya yang menyinar. Ia akan menampakkan dengan jelas seluruh tulisan yang sedia ada dan tertulis dalam diri manusia. Iman juga menyinari alam semesta. Ia membuat masa lalu dan masa akan datang selamat dari gelap gelita.

Rahsianya tersembunyi dalam sebuah perumpamaan berdasarkan satu rahsia ayat yang mulia:


“Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan(kekafiran) kepada cahaya(iman)...” Al-baqarah-257

Aku melihat dua buah gunung menjulang tinggi yang saling berhadapan. Di atasnya telah dibangunkan sebuah jambatan besar yang mencengangkan. Di bawahnya ada sebuah lembah yang sangat dalam. aku berdiri di atas jambatan itu dan dunia diselimuti oleh kegelapan yang tebal dari setiap arah. Hingga tak satupun benda yang terlihat.

Lalu aku menoleh ke kanan. Tiba-tiba terlihat kuburan besar yang diselimuti kegelapan yang tak berhujung. Kemudian aku menoleh ke samping kiriku. Seolah-olah aku melihat gelombang kegelapan yang begitu dahsyat. Musibah dan bencana siap untuk menerkam. Aku lalu melihat ke bawah jambatan itu, nampaklah di mataku jurang yang sangat dalam.

Ketika itu aku tak memilki sesuatupun kecuali lampu suluh yang suram. Aku pun menggunakannya sehingga terserlah pemandangan yang menakutkan. Aku melihat singa- singa, binatang buas dan liar serta bayangan seram menghantui setiap tempat.

Aku akhirnya berkata,

“seandainya aku tak memiliki lampu suluh yang memperlihatkan semua makhluk yang menakutkan itu”. Kerana ke manapun lampu itu diarahkan ia tetap menampakkan hal-hal yang mencengkam.kemudian aku menyesal dalam lubuk hati dan mengaduh seraya berkata,

“sungguh lampu suluh itu musibah dan bala terhadap diriku”.

Kemarahanku pun membara.kulemparkan lampu itu ke tanah sampai hancur sehingga dengan pecahnya ia, seakan-akan aku menekan butang lampu elektrik ajaib yang tiba-tiba menyinari alam. Sampai kegelapan itu sirna selamanya. Cahaya memenuhi setiap tempat dan arah sehingga hakikat segala sesuatu nampak jelas.

Akhirnya aku mengetahui bahawa jambatan gantung yang luar biasa itu hakikatnya adalah sebuah jalan yang membentang dari sebuah lembah yang luas. Kuburan besar yang aku saksikan di kananku adalah taman-taman yang hijau nan indah, majlis ibadah, pengabdian yang dipimpin oleh orang-orang nurani.

Sementara lembah yang begitu dalam, puncak yang menyeramkan, peristiwa aneh di sebelah kiriku tak lain hanyalah gunung yang dipenuhi pepohonan hijau yang menarik pandangan. Di belakangnya terdapat jamuan besar yang mempersonakan dan tempat rekreasi yang indah. Benar, itulah yang aku saksikan dalam imaginasiku.

Adapun makhluk yang menyeramkan itu, pada dasarnya hanyalah haiwan jinak seperti unta, lembu, biri-biri dan kambing. Saat itu aku melantunkan ayat Allah Taala.
Aku pun mengulang “segala puji adalah milik Allah atas cahaya iman.” Kemudian aku pun tersedar dari lamunan yang panjang.

Demikianlah kedua gunung tersebut adalah awal dan akhirnya kehidupan. Alam dunia dan barzakh. Jambatan itu adalah jalan kehidupan. Sisi kanannya adalah masa lampau. Sisi kirinya adalah masa depan. Lampu suluh adalah egoism manusia yang angkuh serta membangga-banggakan ilmunya sehingga tidak mengendahkan wahyu dari langit. Binatang buas adalah peristiwa alam dan makhluk ajaib di dunia.

Manusia yang bergantung kepada keegoannya semata-mata akan terjerat dalam gelapnya kelalaian dan belenggu kesesatan. Cahaya lampu yang suram adalah pengetahuan yang terbatas dan menyimpang.

Ia menggambarkan masa depan bagai tempat asing yang dipermainkan oleh malapetaka dan bencana alam. Caranya denganmengembalikan masa depan kepada prinsip kebetulan yang yang buta.ia juga menggambarkan semua peristiwa dan makhluk-yang hakikatnya tunduk pada Allah Taala- bagai bintang buas yang mematikan.

Inilah bukti ayat-ayat Allah yang mulia,

“dan orang-orang kafir, pelindung-pelindungnya adalah syaitan. Yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan(kekafiran)” al-baqarah-257

Adapun jika pertolongan Allah menemui manusia, iman menemukan jalan menuju hatinya. Keangkuhan jiwa hancur serta mengikuti petunjuk Alquran. Maka hal-hal tersebut semuanya menyerupai keadaan yang ada dalam imaginasiku. Hingga alam semesta diselimuti dengan cahaya yang terang.


“Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi” -Annur:35

Masa lalu bukanlah sebuah kuburan yang menyeramkan seperti yang diduga. Setiap fasa dari masa lalu- sebagaimana yang disaksikan oleh mata hati- penuh dengan tugas penghambaan di bawah telunjuk seorang Rasul atau sejumlah wali yang soleh yang mengembangkan dakwah islam serta mengukuhkan tiangnya dalam bentuk yang sangat sempurna.

Tatkala ia memandang kearah kiri yang merupakan masa depan, di sebalik dahsyatnya proses perputaran hidup terdapat istana kebahagiaan syurga. Di dalamnya terdapat jamuan Allah yang dibentang luas tak berhujung.

Setiap peristiwa alam pada hakikatnya hanyalah petugas yang diperintah dan patuh. Taufan, hujan dan semacamnya yang namapak sedih dan naïf hanyalah manifestasi hikmah-hikmah Ilahi yang mulia. Kematian adalah awal dari kehidupan yang abadi dan perkuburan sebagai pintu kebahagiaan yang kekal.

Bandingkanlah sisi yang lain dengan cara seperti ini dengan menerapkan hakikat pada perumpamaan tersebut.

-waza-
20-1-2010
p/s-terjemahan Risalah Nur Bediuzzaman Said Nursi

No comments: