Saturday 13 June 2009

aku sajak indah tapi..

wah, bunga ini harum sekali
kata seorang kawan kepada kawannya
iya, memang harum sekali
bila dibibiri kawannya
bukan mawar, bukan anggerik, bukan melati, bukan kamboja
entah bunga apa itu
bayangkan
menjulur dari tanah ke atas tanpa duri
bercabang sepuluh cantik berisi
masih tanpa duri
dihujung kuntum bunga terlitup malu
juga tanpa duri tapi sangat harum

lalu kusentuh bunga itu
dan mengalirlah sajak demi sajak dari sana
tepat keluar dari tengah kelopaknya
yang belum merekah sempurna
sajak sajak itu teruntai mengalun mengikuti angin
dengan arah yang pasti
melambai, terhembus
melambai kembali, terhembus kembali
dek kerana gemersiknya angin
sajak itu hilang rentaknya
tiap hembus angin melambaikannya
aku cuba mengamati dari jauh
adakah gerak lembutmu yang dapat dibaca
ya, ada disana
senang sekali

dan kukatakan pada kawanku
lihatlah arahnya itu
tiap angin berhembus, sajak itu akan ikut
mari kita baca anginnya


kecepatannya berubah terus tiap waktu
dan setelah waktu tertentu, arahnya lah yang berubah

betul juga kawan
sahut kawanku sambil melanjutkan
jangan kau dengar sajak itu
teruslah kau perhatikan arahnya

perhatikan ruang geraknya
dan perhatikan kemana dia melaju
amatilah bahwa sajak sajak itu
melaju tepat ke tempat sampah

aku duduk diam
kawanku duduk diam di sampingku
kau benar kawan, sajak indah itu
yang mengalun bagai angin
merdu bagai nyanyian dari langit
ternyata tak lebih dari sampah

-tanpanama-

No comments: